Aceldama, Akeldama atau Hakeldama (Aram: חקל דמא; tanah darah) adalah nama Aram untuk sebuah tempat di Yerusalem yang dikaitkan dengan Yudas Iskariot, salah satu pengikut Yesus.

Biara Aceldama

Sejarah

sunting
 
Biara di Aceldama pada 1870an, dari Picturesque Palestine

Tanah di kawasan tersebut terdiri dari tanah liat yang kaya dan dulunya digunakan oleh para tukang periuk. Untuk alasan tersebut, tanah tersebut dikenal sebagai Tanah Tukang Periuk. Tanah liat memiliki warna merah yang kuat, yang merupakan asal muasal dari nama modernnya. Tempat tersebut masih digunakan sebagai tempat penguburan bagi non-Yahudi sampai perempat pertama abad ke-19.

Pada era Perang Salib, tempat tersebut digunakan untuk mengubur lima puluh lebih pasien yang tewas setiap hari di rumah sakit yang dijalankan oleh Knights Hospitaller di Yerusalem.[1]

Tradisi Kristen menghubungkan tempat tersebut dengan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Yesus demi 30 keping perak. Menurut Kisah Para Rasul 1:18–19, Yudas "telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa k mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah'" Injil Matius memiliki catatan berbeda:[2] Yudas mengembalikan uang tersebut ke otoritas Bait Allah sebelum ia menggantung dirinya sendiri. Dianggap sebagai uang darah, dan sehingga tak sah dijadikan persembahan, mereka menggunakannya untuk membeli lahan sebagai tempat penguburan orang asing: kemudian tersebut tersebut diberi nama "Tanah Darah". Implikasi nama pada ayat tersebut merujuk kepada darah Yesus, sementara dalam Kisah Para Rasul nama tersebut merujuk kepada darah Yudas.[3] Lindars menyatakan bahwa Kisah Para Rasul memberikan penjelasan tentang kisah sebelumnya, dan meskipun peristiwa tersebut tidak dibuat dari pasal-pasal Perjanjian Lama, teks Zakaria 11:12ff menyatakan "dapat digunakan untuk menjawab kejanggalan dalam kisah tersebut ... bagi Gereja perdana merupakan suatu hal prosedut hermenetikal yang sah".[4]

 
Biara di Akeldama.

Menurut Ian Howard Marshall, Kisah Para Rasul mencatat kisah (tak akurat) yang dikabarkan di Yerusalem.[5]

Akeldama (Hakl-ed-damm) sekarang merupakan sebuah makam persegi besar dimana setengah bagian selatannya diekskavasi dalam bebatuan, sisanya dibangun biara masif. Di bagian tengahnya, berdiri sebuah tiang tinggi, yang sebagian dibangun dengan blok melingkar dan sebagian bebatuan yang dipoleskan. Sebagian besar tanah liatnya dibawa oleh Permaisuri Helena dan orang Kristen penting lainnya, untuk membuat sarkofagi. Tempat tersebut berada pada teras bertingkat yang sempit di bagian selatan yang menghadap selatan ke lembah Hinnom.

Referensi

sunting
  1. ^ Adrian J. Boas, Archaeology of the military orders, (Taylor & Francis, 2006) page 49.
  2. ^ (27:7, dan diyakini merupakan alusi dari Zakaria 11:12–13 dan Yeremia 18:2–3 dan 32:6–15)
  3. ^ Arie W. Zwiep, Judas and the choice of Matthias: a study on context and concern of Acts 1:15–26 (Mohr Siebeck, 2004) page 150.
  4. ^ B Lindars, New Testament Apologetic, London, 1961, p122
  5. ^ I Howard–Marshall Acts, Tyndale, 1980, pp 64–65

Pranala luar

sunting
Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.

31°46′06″N 35°13′58″E / 31.76841°N 35.23288°E / 31.76841; 35.23288