Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.

Gambar bola lampu sebagai gambaran dari orang yang memiliki ide, atau tanda kreativitas

Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta (creative thinking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Daya cipta pada masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor: keturunan dan lingkungan.

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan[1]

Model Empat C

sunting

James C. Kaufman dan Beghetto memperkenalkan model kreativitas "empat C", yakni: mini-c, little-c, Pro-C, dan Big-C. Robinson[2] dan Anna Craft[3] berfokus pada kreativitas dalam masyarakat umum, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan. Craft membuat perbedaan serupa antara kreativitas "tinggi" (high) dan "c kecil" (little-C)[3] dan mengutip pernyataan Ken Robinson yang mengacu pada kreativitas "tinggi" dan "demokratis".

Referensi

sunting
  1. ^ Sujiono, Yuliani Nurani (2014). "Metode Pengembangan Kognitif" (PDF). Universitas Terbuka. Diakses tanggal 20231212. 
  2. ^ Robinson, Ken (1998). All our futures: Creativity, culture, education (PDF). National Advisory Committee on Creative and Cultural Education. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 October 2014. Diakses tanggal 2 October 2010. 
  3. ^ a b Craft, Anna (2001). "'Little C' creativity". Dalam Craft, A.; Jeffrey, B.; Leibling, M. Creativity in education. Continuum International. ISBN 978-0-8264-4863-7.