Kaporit

senyawa kimia

Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).[1]

Kaporit atau Kalsium hipoklorit
Kalsium hipoklorit
Nama
Nama lain
Garam kalsium dari asam hipoklorit
Serbuk pemutih, Kalsium oksiklorida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
Nomor UN 1748
  • InChI=1S/Ca.2ClO/c;2*1-2/q+2;2*-1 YaY
    Key: ZKQDCIXGCQPQNV-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/Ca.2ClO/c;2*1-2/q+2;2*-1
    Key: ZKQDCIXGCQPQNV-UHFFFAOYAV
  • [Ca+2].[O-]Cl.[O-]Cl
Sifat
Ca(ClO)2
Massa molar 142,98 g/mol
Penampilan serbuk putih/abu-abu powder
Densitas 2,35 g/cm3 (20 °C)
Titik lebur 100 °C
Titik didih 175 °C terdekomposisi
21 g/100 mL, bereaksi
Kelarutan bereaksi dalam alkohol
Bahaya
Lembar data keselamatan ICSC 0638
Oksidator O (O)
Korosif C (C)
Berbahaya Xn (Xn)
Beracun bagi lingkungan N (N)
Frasa-R R8, R22, R31, R34, R50
Frasa-S (S1/2), S26, S36/37/39, S45, S61
Titik nyala Tidak terbakar
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
850 mg/kg (oral, mencit)
Senyawa terkait
Anion lain
Kalsium klorida
Kation lainnya
Natrium hipoklorit
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Definisi

sunting

Kalsium hipoklorit berbentuk padatan putih, meskipun sediaan komersial tampak kuning. Berbau klorin kuat, karena mengalami dekomposisi lambat dalam udara lembap. Sangat sukar larut dalam air dan lebih banyak digunakan dalam air dengan kesadahan rendah hingga sedang. Senyawa ini tersedia dalam dua bentuk, anhidrat dan hidrat.

Penggunaan

sunting

Sanitasi

sunting

Kalsium hipoklorit umumnya digunakan untuk sanitasi kolam renang umum dan disinfektan air minum. Umumnya, senyawa komersial dijual dengan kemurnian 68% (dengan zat aditif dan kontaminan bervariasi bergantung pada kebutuan penggunaannya). Sebagai contoh, sebagai bahan kimia kolam renang sering kali dicampur dengan stabilisator asam sianurat (En: cyanuric acid) dan zat anti kerak (untuk mengulangi kehilangan klorin akibat radiasi ultraungu dan mencegah pengerasan kalsium). Kalsium hipoklorit juga digunakan di dapur sebagai disinfektan permukaan dan peralatan dapur.[2] Penggunaan umum lainnya antara lain pembersih kamar mandi, semprotan disinfektan rumah tangga, algasida, herbisida, dan deterjen binatu.

Kimia organik

sunting

Kalsium hipoklorit adalah oksidator umum dan oleh karenanya banyak digunakan dalam kimia organik.[3] Misalnya, digunakan untuk membelah glikol, asam α-hidroksi karboksilat dan asam keto untuk menghasilkan fragmen aldehida atau asam karboksilat.[4] Kalsium hipoklorit dapat juga digunakan dalam reaksi haloform dalam produksi kloroform.[5]

Interaksi kalsium hipoklorit terhadap lingkungan

sunting
  • Di Udara: ketika berada di udara, kalsium hipoklorit akan terdegradasi oleh sinar matahari dan senyawa-senyawa lain yang terdapat di udara
  • Di air dan Tanah: kalsium hipoklorit berpisah menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hipoklorit (ClO-). Ion ini dapat bereaksi dengan substansi-substansi lain yang terdapat di air
  • Kalsium hipoklorit tidak terakumulasi di dalam rantai makanan

pada ClO- ada oksigen sebagai pengoksidasi, pada kuman tersusun oleh protein, jadi oksigen pada ClO- akan mengoksidasi protein sehingga kuman-kuman mati.

Jalur pajanan kalsium hipoklorit kepada manusia

sunting

Pertama, manusia dapat terpajan kalsium hipoklorit dalam level kecil ketika menggunakan disinfektan seperti pemutih rumah tangga. Kedua, Manusia bisa terpajan ketika ia berenang di kolam yang menggunakan bahan kimia ini untuk membunuh bakteri. Ketiga, meminum air dari suplai air minum publik yang menggunakan bahan kimia ini untuk membunuh bakteri juga bisa menjadi jalur pajanan. Selain itu, para pekerja yang dipekerjakan di pekerjaan di mana senyawa ini digunakan sebagai pemutih kertas dan tekstil dapat menjadi subjek pajanan kalsium hipoklorit dalam level sedikit lebih tinggi.

Pengaruh kalsium hipoklorit terhadap kesehatan

sunting

Efek toksik dari kalsium hipoklorit utamanya bergantung pada sifat korosif hipoklorit. Jika sejumlah kecil dari pemutih (3-6% hipoklorit) tertelan (ingesti), efeknya adalah iritasi pada sistem gastrointestinal. Jika konsentrasi pemutih yang tertelan lebih besar, misalnya hipoklorit 10% atau lebih, efek yang akan dirasakan adalah iritasi korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung dengan pendarahan, perforasi (perlubangan), dan pada akhirnya kematian. Jaringan parut permanen dan penyempitan esofagus dapat muncul pada orang-orang yang dapat bertahan hidup setelah mengalami intoksikasi (mabuk hipoklorit) hebat.

Gas klorin yang terlepas dari larutan hipoklorit terhirup (inhalasi), efek yang akan muncul adalah iritasi pada rongga hidung, sakit pada tenggorokan, dan batuk. Kontak dengan larutan hipoklorit kuat dengan kulit akan menyebabkan kulit melepuh, nyeri bakar, dan inflamasi. Kontak mata dengan larutan pemutih konsentrasi rendah menyebabkan iritasi ringan, tetapi tidak permanen. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan luka mata parah. Pajanan hipoklorit dalam level rendah pada jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit. Belum diketahui apakah pajanan klorin memiliki efek pada kemampuan reproduksi. International Agency for research on Cancer (IARC) telah menetapkan bahwa garam hipoklorit tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik terhadap manusia.

Anak-anak mungkin terpajan kalsium hipoklorit dengan jalur yang sama dengan orang dewasa. Tidak diketahui apakah anak-anak berbeda dengan orang dewasa terkait dengan suseptibilitasnya terhadap kalsium hipoklorit. Secara umum, anak-anak dapat lebih berisiko terhadap bahan korosif daripada orang dewasa. Belum diketahui juga apakah kalsium hipoklorit dapat menyebabkan cacat lahir atau efek pada perkembangan tubuh lainnya.

Mengukur pajanan kalsium hipoklorit pada tubuh

sunting

Uji spesifik untuk mengukur kehadiran kalsium ataupun klorin pada tubuh dengan menggunakan sampel darah dan urin secara umum dapat dikatakan tidak berguna. Jika terdapat pajanan parah, analisis darah dan urin serta uji lainnya dapat menunjukkan apakah kerusakan telah terjadi pada paru-paru dan traktus gastrointestinal. Beberapa tes dapat dilakukan di klinik. Akan tetapi, ada beberapa uji yang membutuhkan fasilitas rumah sakit.

Nilai ambang batas

sunting

Pada Makanan, Food and Drug Administration (FDA) menetapkan ambang batas klorin, yang tergambarkan oleh natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit, yaitu tidak boleh melebihi berturut-turut 0,0082 pounds (sama dengan 3,72 gram) dan 0,0036 pounds (sama dengan 1,633 gram) klorin per pounds makanan kering (1 pounds sama dengan 453,59 gram). Dengan kata lain, dalam 100 gram makanan, kadar klorin (yang digambarkan dengan natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit) tidak boleh melebihi berturut-turut 0,82 gram dan 0,36 gram. Seperti diketahui, hal-hal yang memengaruhi efek pajanan suatu bahan kimia terhadap metabolisme tubuh manusia dipengaruhi oleh dosis, lama pajanan, jalur pajanan, ciri khas dan perilaku manusia, serta keberadaan senyawa kimia lainnya . Disini FDA melakukan perhitungan dengan menggunakan statistik manusia secara umum.

Jika menggunakan standar ini untuk manusia di Indonesia, mungkin standar ini masih belum aman. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antropometri manusia Indonesia dengan manusia Eropa,Amerika, Afrika, atau manusia dari belahan dunia lainnya. Untuk mendapatkan angka yang lebih dapat melindungi kesehatan manusia di Indonesia, maka diperlukan penelitian lebih lanjut.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Gerald F. Connell. "KEY OPERATING STRATEGIES FOR CHLORINE DISINFECTION OPERATING SYSTEMS" (PDF). Diakses tanggal 19 October 2014. 
  2. ^ Chemical Products Synopsis: Calcium Hypochlorite (Laporan teknis). Asbuiy Park, NJ: Mannsvile Chemical Products. 1987. 
  3. ^ Nwaukwa, Stephen; Keehn, Philip (1982). "The oxidation of aldehydes to acids with calcium hypochlorite [Ca(OCl)2]". Tetrahedron Letters. 23 (31): 3131–3134. doi:10.1016/S0040-4039(00)88577-9. 
  4. ^ Nwaukwa, Stephen; Keehn, Philip (1982). "Oxidative cleavage of α-diols, α-diones, α-hydroxy-ketones and α-hydroxy- and α-keto acids with calcium hypochlorite [Ca(OCl)2]". Tetrahedron Letters. 23 (31): 3135–3138. doi:10.1016/S0040-4039(00)88578-0. 
  5. ^ Cohen, Julius (1900). Practical Organic Chemistry for Advanced Students. Newyork: Macmillan & Co. hlm. 63. 
  6. ^ ATSDR,2002, ‘Calcium Hypochlorite&Sodium Hypochlorite,’ Division of Toxicology ToxFAQs, ATSDR, Atlanta, dirilis April 2002, diunduh 18 Januari 2011 dari http://www.atsdr.cdc.gov/toxfaq.html