Keempat Stanze di Raffaello ("Ruangan Raphael") yang berlokasi di dalam Istana Apostolik membentuk tempat-tempat untuk ruang-ruang resepsi, kawasan publik dari apartemen kepausan. Ruangan-ruangan ini terkenal akan freskonya, yang dilukis oleh Raphael dan para pembantunya. Bersama dengan fresko langit-langit di Kapel Sistina karya Michelangelo, lukisan-lukisan ini adalah urut-urutan fresko megah yang menandai era High Renaissance di Roma.

Adam dan Hawa, fresko langit-langit dari Stanza della Segnatura. Walaupun kebanyakan dekorasi di langit-langit Stanze di Raffaello dipercayai merupakan hasil karya para pembantunya, gambar ini biasanya dipercaya merupakan karya Raphael sendiri.
Iustitia, fresko langit-langit dari Stanza della Segnatura.

Stanze, sebagaimana mereka dirujuk, aslinya ditujukan sebagai sebuah area apartemen untuk Paus Julius II. Ia menugaskan Raphael Sanzio, yang saat itu barulah seorang artis muda dari Urbino, dan studionya pada tahun 1508 atau 1509 untuk mendekorasi ulang interior ruangan-ruangan tersebut secara keseluruhan. Mungkin juga adalah niat Julius untuk mengalahkan keindahan apartemen yang dibangun oleh pendahulunya (dan saingannya) Paus Aleksander VI, sebagaimana Stanze ini berada tepat di atas Apartemen Borgia yang dibangun Aleksander. Stanze ini berada di lantai tiga Istana Apostolik, menghadap bagian selatan Alun-alun Belvedere.

Berjalan dari timur ke barat, sebagai seorang pengunjung yang memasuki apartemen ini dan bukan mengikuti urut-urutan stanze mana yang dihiasi fresko lebih dahulu, ruangan-ruangan yang ada adalah Sala di Costantino ("Aula Konstantinus"), Stanza di Eliodoro ("Ruang Heliodorus"), Stanza della Segnatura ("Ruang Tanda Tangan") dan Stanza dell'incendio del Borgo ("Ruang Kebakaran di Borgo").

Setelah wafatnya Julius pada tahun 1513, dengan dua ruangan selesai dihiasi dengan fresko, Paus Leo X meneruskan pengerjaan ini. Ketika Raphael meninggal dunia pada tahun 1520, para pembantunya Gianfrancesco Penni, Giulio Romano dan Raffaellino del Colle menyelesaikan proyek ini dengan fresko di Sala di Costantino.

Sala di Costantino

sunting

Terbesar dari keempat ruangan tersebut adalah Sala di Costantino ("Aula Konstantinus"). Lukisan-lukisannya tidak dibuat hingga baik Paus Julius maupun Raphael sendiri telah meninggal dunia. Ruangan ini didedikasikan untuk memperingati kemenangan Agama Kristen atas aliran Paganisme. Fresko-freskonya menggambarkan perjuangan ini dari kehidupan Kaisar Romawi Konstantinus Agung, dan merupakan karya dari Giulio Romano, Gianfrancesco Penni dan Raffaellino del Colle. Oleh karena lukisan-lukisan ini bukan dibuat oleh Sang Maestro (Raphael), fresko-fresko ini kurang terkenal dibandingkan dengan karya-karya lukis di ruangan-ruangan lainnya. Melanjutkan tradisi lama untuk menyanjung orang-orang terhormat, para pembantu Raphael ini memasukkan gambaran dari Sri Paus yang ada pada zaman mereka, dari Paus Klemens VII hingga Paus Silvester, di dalam lukisan-lukisan mereka.

Penampakan Salib

sunting
 
Penampakan Salib

Fresko Penampakan Salib menggambarkan mengenai munculnya sebuah salib raksasa di hadapan Konstantinus saat ia berjalan untuk mengkonfrontasi saingannya Maxentius. Penampakan di langit ini disertai dengan kata-kata dalam Bahasa Yunani "Εν τούτω νίκα" ("Dengan tanda ini, kuasailah", atau lebih dikenal dalam Bahasa Latin In hoc signo vinces) tertulis di sebelahnya.

Pertempuran Jembatan Milvian

sunting
 
Pertempuran Jembatan Milvian

Pertempuran Jembatan Milvian menggambarkan sebuah pertempuran yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 312 setelah Konstantinus memperoleh penampakan.

Donasi Konstantinus

sunting
 
Donasi Konstantinus

Donasi Konstantinus terinspirasi oleh terjadinya pemalsuan dokumen yang memberikan kekuasaan kepada Sri Paus atas semua wilayah Kekaisaran Romawi.

Pembaptisan Konstantinus

sunting
 
Pembaptisan Constantinus

Lukisan terakhir, Pembaptisan Konstantinus, kemungkinan besar dibuat oleh Gianfrancesco Penni, dan menggambarkan Sang Kaisar sedang sedang berada di akhir hayatnya di atas tempat tidur.

Stanza di Eliodoro

sunting

Ruangan berikut, dari timur ke barat, adalah Stanza di Eliodoro ("Ruang Heliodorus"). Dilukis dari tahun 1511 hingga 1514, nama ruangan ini diambil dari nama salah satu lukisan di dalamnya. Tema ruang pribadi ini - kemungkinan adalah ruangan untuk menerima tamu - adalah perlindungan surgawi yang dianugerahkan oleh Kristus kepada Gereja.[1] Keempat lukisan di ruangan ini adalah Pengusiran Helidorus dari Bait Allah, Misa di Bolsena, Pertemuan antara Paus Leo I dan Attila dan Pembebasan Santo Petrus dari Penjara. Dalam dua fresko pertama, Raphael menyanjung tokoh yang memberinya proyek, Paus Julius II, sebagai peserta atau pengamat; fresko ketiga, dilukias setelah wafatnya Julius, menyertakan sebuah gambar dari penerusnya, Paus Leo X.

Gaya Raphael berubah disini dibandingkan Stanza della Segnatura. Daripada gambar-gambar statis dari perpustakaan Sri Paus, ia menggunakan narasi dramatis untuk melukis, dan pendekatannya adalah untuk memaksimalkan efek-efek ekspresif fresko. Ia menggambar figur yang lebih sedikit dan lebih besar supaya aksi dan emosi mereka lebih mengena pada orang-orang yang melihatnya, dan ia menggunakan efek pencahayaan teater untuk menyoroti figur-figur tertentu dan memperbesar pengaruh emosi.

Pengusiran Heliodorus dari Bait Allah

sunting
 
Raphael, Pengusiran Heliodorus dari Bait Allah, 1511-12

Dalam Pengusiran Heliodorus dari Bait Allah Raphael mengilustrasikan episode kitab suci dari Kitab 2 Makabe (3:21-28) mengenai Heliodorus, yang diutus untuk mengambil-alih harta yang disimpan di dalam Bait Allah, namun terhenti ketika doa imam Bait Allah dijawab oleh para malaikat yang mencambuki sang pengacau Bait Allah tersebut dan sesosok malaikat penunggang kuda mengusir keluar dirinya dari Bait Allah. Komposisi lukisan ini dianggap lebih dramatis daripada fresko-fresko Raphael sebelumnya di Stanza della Segnatura. Walaupun titik vokalnya masihlah figur imam yang sedang berdoa, gambaran Heliodorus dan para malaikat seakan-akan bergerak cepat mengisi semua sudut ruangan dan hampir keluar dari lukisan itu sendiri. Di sebelah kiri terlihat Paus Julius II, yang sedang ditandu oleh para prajurit Garda Swiss, menyaksikan peristiwa yang terjadi. Penyertaannya di dalam lukisan ini merujuk pada peperangannya untuk mencegah para pemimpin sekuler merebut wilayah kekuasaan kepausan.[2]

Misa di Bolsena

sunting
 
Raphael, Misa di Bolsena, 1512

Misa di Bolsena menggambarkan cerita tentang seorang imam Bohemian yang pada tahun 1263 tidak lagi meragukan doktrin Transubstansiasi ketika ia melihat sepotong roti mengeluarkan darah saat sedang dikonsekrasi di sebuah Misa. Kain yang ternoda dengan darah tersebut disimpan menjadi sebuah relik di kota Orvieto yang berdekatan dengan Bolsena; Paus Julius II pernah mengunjungi Orvieto dan berdoa di hadapan relik tersevut pada tahun 1506.[3] Sri Paus digambarkan sebagai seorang pengikut misa dan menjadi saksi atas keajaiban tersebut; ia berlutut di sebelah kanan altar, dengan para anggota Kuria (juga digambarkan disana) berdiri di belakangnya. Raphael membedakan antara para saksi "sesungguhnya" dari abad ke-13 dan mereka yang hidup pada zaman Sri Paus dari sejuah mana keterlibatan mereka di dalam peristiwa tersebut; mereka yang hidup pada zaman Sri Paus terlihat berkonsentrasi dengan tenang pada sikap Julius yang sedang berlutut melakukan devosi dan tidak bereaksi pada terjadinya keajaiban tersebut.

Pertemuan Leo Agung dan Attila

sunting
 
Pertemuan Leo Agung dan Attila, 1514

Pertemuan Leo Agung dan Attila menggambarkan perdebatan terkenal antara Paus Leo I dan Attila Sang Penguasa Hun, dan menyertakan gambar-gambar dari Santo Petrus dan Santo Paulus yang berada di langit sambil memegang pedang. Rancang gambar penuh dari Raphael mengindikasikan bahwa ia berniat untuk meletakkan Sri Paus - yang digambarkan dengan ciri-ciri Paus Julius - di bagian belakang; ketika Leo X menjadi Sri Paus - dan kebetulan memilih nama Leo - paus baru ini pastilah mendorong sang pelukis untuk memindahkan gambar Sri Paus ke bagian depan dan tengah serta menggunakan foto dirinya sendiri.[4]

Pembebasan Santo Petrus

sunting
 
Raphael, Pembebasan Santo Petrus, 1514

Pembebasan Santo Petrus menggambarkan, dalam tiga episode, bagaimana Santo Petrus dibebaskan dari penjara oleh sesosok malaikat, seperti yang diceritakan di Kitab Kisah Para Rasul bab 12. Lukisan ini secara simbolik menggambarkan kekuasaan Imam Kristus untuk melepaskan diri dari batasan-batasan fisik manusia. Gelar jabatan gerejawi Paus Julius II sebagai Kardinal, sebelum ia diangkat menduduki kursi kepausan, adalah San Pietro in Vincoli (Santo Petrus yang sedang dirantai), jadi lukisan ini sekaligus merupakan sebuah referensi kepada jabatan kepausan pada umumnya dan kepada Julius pada khususnya.[5] Fresko ini adalah suatu pelajaran untuk menggambar cahaya: cahaya bulan yang alami, cahaya obor buatan manusia dan cahaya malaikat yang dikaruniai oleh Tuhan. Cahaya paling akhir, tentunya, yang mengalahkan cahaya lainnya.

Stanza della Segnatura

sunting

Stanza della segnatura ("Ruang Tanda Tangan") adalah ruangan pertama yang dihiasi oleh fresko Raphael. Ruangan ini adalah ruang belajar yang mencakup perpustakaan Paus Julius II, dimana rapat pertimbangan Apostolic Signatura awalnya berada. Konsep lukisan Raphael menggabungkan secara harmonis unsur-unsur Jaman Kuno dan Kristiani serta menampilkan isi dari perpustakaan Sri Paus dengan tema-tema seperti teologi, filosofi, jurispruden dan karya-karya seni puitis, yang diwakili oleh adanya tondo di atas lunette dinding. Tema ruangan ini adalah kebijaksanaan duniawi dan rohani, serta yang menurut kaum humanis Renaissance merupakan keselarasan antara ajaran Kristen dan filosofi Yunani. Tema kebijaksanaan ini cocok dengan tempatnya sebagaimana ruangan ini merupakan kamar dewan Apostolic Signatura, dimana kebanyakan dokumen-dokumen penting kepausan ditandatangani dan dicap.

Perdebatan mengenai Sakramen Suci

sunting
 
Raphael, Perdebatan mengenai Sakramen Suci

Komposisi pertama Raphael yang dilakukan pada tahun 1508 atau 1509 adalah Perdebatan mengenai Sakramen Suci, nama tradisional untuk menggambarkan peristiwa yang sesungguhnya adalah sebuah Adorasi Sakramen. Di dalam lukisan itu, Raphael menciptakan sebuah gambaran gereja yang ditampilkan hadir di surga dan bumi.

Aliran Pendidikan Athena

sunting
 
Raphael, Aliran Pendidikan Athena

Pada akhir tahun 1509, Raphael memulai berkeja pada dinding yang berseberangan dengan Disputa. Lukisan kedua ini, berjudul Aliran Pendidikan Athena, menggambarkan bahwa kebenaran diperoleh melalui akal budi; lukisan ini dimaksudkan untuk berada di bagian filosofi perpustakaan Paus Julius II. Lukisan ini mungkin merupakan fresko Raphael yang paling terkenal.

Parnassus

sunting
 
Raphael, Parnassus

Raphael memulai komposisi lukisan ketiganya pada akhir tahun 1509 atau mungkin bahkan pada awal tahun 1510. Lukisannya menggambarkan Parnassus, tempat tinggal dewa Apollo dan para Musai serta merupakan rumah puisi, menurut mitologi klasik. Di dalam fresko tersebut Apollo dan para Musai dikelilingi oleh para penyair dari zaman kuno hingga zaman saat Raphael masih hidup.

Kebajikan Utama

sunting
 
Raphael, Kebajikan Utama

Dua gambar di dinding keempat, yang diselesaikan oleh para pekerjanya, dan di lunette (langit-langit yang melengkung) di atasnya, menceritakan tentang Kebajikan Utama, dilukis pada tahun 1511. Kebajikan Utama secara alegoris menampilkan kebajikan-kebajikan dari sifat berani, bijaksana dan sederhana.

Stanza dell'incendio del Borgo

sunting

Stanza dell'incendio del Borgo dinamai menurut fresko Kebakaran di Borgo yang menggambarkan Paus Leo IV sedang membuat tanda salib untuk memadamkan api yang sedang membara di kawasan Borgo, sebuah distrik di Roma dekat Vatikan. Ruangan ini dipersiapkan sebagai ruang musik untuk penerus Julius, Paus Leo X. Fresko-nya mengambarkan peristiwa-peristiwa kehidupan Paus Leo III dan Paus Leo IV. Lukisan-lukisan lain di dalam ruangan ini adalah Sumpah Leo III, Pentahbisan Charlemagne oleh Leo III, dan Pertempuran Ostia. Walaupun lukisan Kebakaran di Borgo berdasarkan atas rancangan akhir Raphael, lukisan ini nyatanya dibuat oleh para pembantunya, yang mengerjakan tiga lukisan lainnya tanpa bimbingannya.

Sumpah Leo III

sunting

Pada tanggal 23 Desember 800, Paus Leo III mengambil sumpah untuk dibakar oleh api penyucian sehubungan dengan tuduhan-tuduhan yang dijatuhkan kepadanya oleh para keponakan Paus Adrianus I yang digantikannya.

Pentahbisan Charlemagne

sunting
 
Pentahbisan Charlemagne

Pentahbisan Charlemagne menggambarkan suasana bagaimana Charlemagne dimahkotai Imperator Romanorum pada Hari Natal, tahun 800.

Kebakaran di Borgo

sunting
 
Kebakaran di Borgo

Kebakaran di Borgo menggambarkan sebuah peristiwa yang tercatat di dalam Liber Pontificalis: sebuah kebakaran yang terjadi di kawasan Borgo di dalam kota Roma pada tahun 847. Menurut Gereja Katolik, Paus Leo IV memadamkan api kebakaran itu dengan cara upacara pemberkatan.

Pertempuran Ostia

sunting
 
Pertempuran Ostia

Pertempuran Ostia terinspirasi oleh kemenangan angkatan laut Paus Leo IV dalam Pertempuran Ostia atas kaum Saracen di daerah yang dikenal dengan nama Ostia Antica pada tahun 849.

Catatan

sunting
  1. ^ Roger Jones and Nicholas Penny, Raphael, New Haven, 1983, 113; Ingrid D. Rowland, "The Vatican Stanze," in The Cambridge Companion to Raphael, ed. Marcia B. Hall, Cambridge, 2005, 111.
  2. ^ Jones and Penny, 117; Rowland, 112.
  3. ^ Jones and Penny, 117; John Pope-Hennessy, Raphael, London, 1970, 112; Rowland, 113.
  4. ^ Jones & Penny, 118-121; Pope-Hennessy, 115.
  5. ^ Jones & Penny, 118; Rowland,112-113.

Pranala luar

sunting