Saeculum obscurum (bahasa Indonesia: Zaman Kegelapan) adalah nama yang disematkan untuk satu periode sejarah Kepausan pada paruh pertama abad ke-10, dimulai dengan pengangkatan Paus Sergius III tahun 904 sampai wafatnya Paus Yohanes XII tahun 964.

Periodisasi

sunting

Periode ini pertama diidentifikasi dan diberi nama oleh Kardinal sekaligus sejarawan gereja Italia Caesar Baronius dalam Annales Ecclesiastici pada abad ke-16.[1] Sumber utama Baronius untuk sejarah periode ini adalah Liutprand dari Cremona. Para sarjana lain memperluas atau mempersempit cakupan periode ini. Istilah-istilah lain seperti Pornokrasi (bahasa Jerman: Pornokratie, dari bahasa Yunani pornokratiā, "pemerintahan prostitusi"), dan Pemerintahan Pelacur (bahasa Jerman: Hurenregiment) dicetuskan oleh berbagai teolog Jerman Protestan pada abad ke-19.

Sejarawan Will Durant menyebut periode sejak 867 sampai 1049 sebagai "nadir kepausan".[2]

Paus abad ke-10

sunting

Pada periode ini, Paus sangat dipengaruhi oleh satu keluarga aristrokrat kuat dan korup, Theophylacti, dan kerabat mereka.[3] Keluarga ini bermula dari Theophylactus, yang memegang jabatan penting di kebangsawanan Romawi seperti Judex, vestararius, gloriosissimus dux, konsul dan senator, dan magister militum.[4] Istrinya, Theodora dan putrinya, Theodora dan Marozia, memiliki pengaruh besar terhadap pemilihan paus dan urusan keagamaan di Roma melalui konspirasi, perselingkuhan, dan pernikahan.[5]

Marozia yang berusia 15 tahun menjadi selir Paus Sergius III, lalu memangsa kekasih dan suami lain.[6] Ia menjamin bahwa putranya, Yohanes, akan ditunjuk sebagai Paus Yohanes XI menurut Antapodosis sive Res per Europam gestae (958–62) karya Liutprand dari Cremona (c. 920–72). Liutprand membenarkan bahwa Marozia merancang pembunuhan mantan kekasihnya, Paus Yohanes X (yang awalnya telah dinominasikan oleh Theodora), melalui calon suaminya, Guy dari Toscana, yang mungkin bertujuan mengamankan pengangkatan pilihan favoritnya sebagai Paus Leo VI.[7] Tidak ada catatan yang menyebutkan bahwa Paus Yohanes X wafat sebelum Leo VI dipilih, karena Yohanes X sudah dipenjarakan dan dijauhkan dari publik oleh Marozia.

Theodora dan Marozia jelas-jelas memiliki pengaruh besar terhadap Paus-Paus pada masa itu. Selain itu, sebagai penguasa politik Roma, mereka memegang kendali mutlak atas pemilihan Paus baru. Banyak dugaan tentang saeculum obscurum berasal dari sejarah yang dirangkum Liutprand, Uskup Cremona. Liutprand terlibat dalam Assembly of Bishops yang menggulingkan Paus Yohanes XII dan merupakan musuh politik kebangsawanan Romawi serta kendali mereka atas pemilihan Paus.

Daftar Paus selama saeculum obscurum

sunting

Silsilah keluarga

sunting
 
 
 
 
 
 
 
Theophylact I, Conti Tusculum
864–924
 
Theodora
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Hugh dari Italia
887-924-948
(juga menikahi Marozia)
 
Alberic I dari Spoleto
d. 925
 
 
Marozia
890–937
 
 
Paus Sergius III
904–911
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Alda dari Vienne
 
Alberic II dari Spoleto
905–954
 
David atau Deodatus
 
Paus Yohanes XI
931–935
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gregory I, Conti Tusculum
 
Paus Yohanes XII
955–964
 
Paus Benediktus VII
974-983
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Paus Benediktus VIII
Paus 1012–1024
 
Alberic III, Conti Tusculum
d. 1044
 
Paus Yohanes XIX
Pope 1024–1032
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Peter, Adipati Romawi
 
Gaius
 
Octavianus
 
Paus Benediktus IX
1012–1055


Kepausan Tusculum, 1012-59

sunting

Setelah Paus dari keluarga Crescentii sampai 1012, keluarga Theophylacti masih sering mencalonkan putra mereka sebagai Paus Popes:

Paus Benediktus IX berani menjual Kepausan kepada bapak baptisnya, Paus Gregorius VI (1045-46). Ia kemudian berubah pikiran, merebut Istana Lateran dan menjadi Paus untuk ketiga kalinya pada 1047-48.

Kepausan Tusculum akhirnya selesai dengan pemilihan Paus Nicholas II, yang dibantu oleh Hildebrand dari Sovana melawan Antipaus Benediktus X. Hildebrand terpilih menjadi Paus Gregorius VII tahun 1073 dan memperkenalkan Reformasi Gregorius yang meningkatkan kekuasaan dan kemerdekaan Kepausan.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Dwyer, John C. (1998). Church history: twenty centuries of Catholic Christianity. Mahwah, USA.: Paulist Press. hlm. 155. ISBN 0-8091-3830-1. 
  2. ^ Durant, Will. The Age of Faith. New York: Simon and Schuster. 1972. p. 537
  3. ^ Brook, Lindsay (2003). "Popes and Pornocrats: Rome in the early middle ages". Foundations. 1 (1): 5–21. 
  4. ^ Poole, Reginald L (1917). "Papal chronology in the eleventh century". English Historical Review. 1917a41 (32): 204–214. 
  5. ^ Fedele, Pietro (1910 & 1911). "Ricerche per la storia di Rome e del papato al. sec. X". Archivo della Reale Società Romana di Storia Patria, 33: 177–247; & 34: 75–116, 393–423.
  6. ^ Ide, Arthur Frederick (1987). Unzipped: The Popes Bare All : A Frank Study of Sex and Corruption in the Vatican. Austin, USA.: American Atheist Press. ISBN 0-910309-43-4. 
  7. ^ Stark, Rodney (2004). For the glory of God. Princeton, USA.: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-11950-2. 

Templat:Periode sejarah Kepausan