Serie D adalah level tertinggi dari kompetisi sepak bola amatir Italia. Kompetisi amatir ini mewakili lebih dari dua belas ribu pemain sepak bola dan empat ratus tim dari seluruh penjuru Italia. Level Serie D berada di bawah Lega Pro Seconda Divisione (Level keempat dalam sistem kompetisi sepak bola di Italia), dan karenanya dianggap sebagai level kelima. Serie D dijalankan oleh Comitato Interregionale (Komite antar regional), sebuah "liga dalam suatu liga" di dalam tubuh LND.

Serie D
Negara Italia
KonfederasiUEFA
Dibentuk1948 dengan nama Promozione
1981 dengan nama Campionato Interregionale
Jumlah tim167 (ditambah 4 tim undangan)
Tingkat pada piramida5
Promosi keLega Pro
Degradasi keEccellenza
Piala domestikCoppa Italia Serie D
Juara bertahan ligaPordenone
(2013–14)
Situs webhttp://www.lnd.it

Sejarah

sunting

Ketika tiga liga yang berjalan di liga Italia Serie C harus dirombak karena semakin banyaknya tim yang bergabung pada tahun 1948, FIGC memutuskan meniadakan degradasi. Mereka memilih 36 tim dari Serie C untuk disebar ke dalam divisi regional baru yang berjumlah 4 grup. Tim yang tersisa ditaruh dalam liga baru bernama Promozione yang diubah namanya menjadi Quarta Serie (Divisi Keempat) pada tahun 1952 dan berganti lagi menjadi Serie D pada tahun 1959.

Dimulai dari tahun 1959, setiap pemain yang berlaga di Serie D menyandang status semi profesional dengan menandatangani atribusi status khusus. Dengan demikian kejuaraan ini dimasukkan dalam Lega Nazionale Semiprofessionisti yang saat ini dikenal dengan nama Lega Pro.

Pada tahun 1981 Serie D ditata ulang untuk mengurangi jumlah peserta kejuaraan sekaligus berganti nama menjadi Interregionale dan status pemain diturunkan menjadi amatir. Kompetisi ini sempat berubah nama lagi menjadi Lega Nazionale Dilettanti sebelum berganti nama dengan Campionato Nazionale Dilettanti dari tahun 1992 hingga 1999. Setelah tahun 1999, nama kompetisi ini kembali lagi menjadi Serie D.

Struktur

sunting

Sejak awal tahun 90-an, Serie D telah memiliki peserta kejuaraan sebanyak 162 tim yang dibagi dalam 9 divisi regional. Biasanya peserta divisi dikelompokkan berdasarkan letak geografis mereka.

Akan tetapi pada musim 2011-2012 tim yang berjumlah 167 dibagi ke dalam dua grup B dan Dyang masing-masing beranggotakan 20 tim, dan grup A yang memiliki 19 tim. Berikut ini adalah pembagian mereka kedalam grup:

Promosi

sunting

Tim peringkat pertama pada masing-masing divisi promosi ke Lega Pro Seconda Divisione untuk menggantikan 9 tim yang degradasi ke Serie D setiap tahun.

Jika klub promosi gagal memenuhi syarat standar, Seconda Divisione akan mengambil tim peringkat kedua dalam divisi tim tersebut untuk menggantikan jatah promosi. Jika masih gagal, tim peringkat ketiga promosi dan begitu seterusnya.

Seringkali satu atau dua tim dari liga Serie A turun ke Lega Pro Seconda Divisione dikarenakan gagal memenuhi regulasi atau syarat keuangan untuk tetap bertahan di liga itu. Hal ini biasanya diumumkan di akhir musim ketika musim baru akan dimulai. Karena tim-tim dipromosikan untuk menggantikan tim tersebut, maka sisa tempat di Lega Pro Seconda Divisione harus diisi.

Contohnya ketika pada musim 2007-08 terdapat 9 tim yang gagal memenuhi ketentuan, pada akhirnya kekosongan tempat yang ditinggalkan tim-tim tersebut diisi kembali oleh tim yang sebelumnya sudah degradasi ke Serie D, dengan kata lain degradasi dicabut. Empat tempat sisa diisi oleh klub Serie D yang telah mengikuti babak play-off.

Play-off promosi

sunting

Play-off digelar setelah kompetisi reguler usai dan melibatkan tim posisi kedua hingga kelima pada masing-masing divisi. Dua babak awal merupakan pertandingan tunggal yang dimainkan hanya di kandang tim dengan posisi yang lebuh tunggi. Pertandingan yang berakhir seri dilanjutkan dengan penambahan waktu. Namun sejak musim 2007-08 tim dengan posisi lebih tinggi berhak maju ke babak selanjutnya apabila pertandingan dalam waktu normal berakhir seri.

Di babak pertama, tim posisi ke-5 akan melawan tim posisi ke-2, dan tim posisi ke-4 melawan tim posisi ke-3 pada setiap divisi. Babak kedua mempertemukan 2 tim yang memenangi babak sebelumnya. Tim yang memenangi babak kedua tersebut (9 tim) dikelompokkan dalam tiga grup dengan tim pemenang dari divisi lain. Dalam setiap grup, satu tim akan berhadapan masing-masing satu kali dengan kedua lawannya, satu pertandingan digelar di kandang sendiri dan satu lagi dikandang lawan. Tiga juara grup dikelompokkan lagi untuk mengikuti babak semi final. Pada musim 2007-2008, tim juara Coppa Italia Serie D dimasukkan ke babak tersebut untuk melengkapi jumlah tim menjadi 4. Semi final dimainkan dengan sistem kandang-tandang, dan para pemenangnya akan dipertemukan dalam babak final yang hanya dimainkan satu kali di tempat netral.

Dari play-off ini biasanya tim-tim diambil untuk menggantikan tim lain dari liga yang lebih tinggi yang gagal memenuhi persyaratan. Pada tahun 2007-08 sebanyak 5 tim yang mengikuti play-off diangkat ke liga yang lebih tinggi untuk menggantikan 5 tempat yang ditinggalkan klub-klub yang gagal memenuhi persyaratan, tetapi tidak satupun diangkat pada musim sebelumnya.

Play-off degradasi

sunting

Setelah kompetisi usai, tim yang berada pada peringkat 3 hingga 6 dari bawah diharuskan mengikuti play-off degradasi dengan sistem kandang-tandang. Tim peringkat 3 dari bawah melawan tim peringkat 6 dari bawah, dan tim peringkat 4 dari bawah melawan tim peringkat 5 dari bawah. Pemenangnya bertahan di Serie D, sedangkan 2 tim yang kalah akan degradasi ke Eccellenza menemani 2 tim peringkat terbawah dan nomor 2 dari bawah yang degradasi secara otomatis. Total 36 tim degradasi dari Serie D dengan rincian 4 tim dari setiap divisi.

Akan tetapi dalam peraturannya, tidak ada play-off jika selisih poin antara tim peringkat ke-6 dari bawah dan tim ke-3 dari bawah juga antara tim peringkat ke-5 dari bawah dan ke-4 dari bawah melebihi 8 poin. Tim peringkat ke-3 dan ke-4 dari bawah otomatis langsung degradasi.[1]

Pertandingan tie-break

sunting

Serie D tidak langsung menggunakan head-to-head untuk menentukan posisi tim di liga. Dalam beberapa situasi tertentu, satu pertandingan tie-break digunakan untuk menentukan siapa yang lebih unggul dan berhak menempati posisi yang lebih tinggi. Syarat diadakan pertandingan tie-break adalah sebagai berikut:

  • Tim peringkat 1 dan 2 memiliki nilai yang sama, dimana pemenang tie-break akan langsung promosi ke Serie D dan tim yang kalah menjalani babak play-off.
  • Tim peringkat 5 dan 6 memiliki poin sama, hanya pemenangnya yang akan mengikuti play-off.
  • Tim peringkat 7 dari bawah dan 6 dari bawah memiliki poin yang sama, yang kalah akan mengikuti play-off degradasi.
  • Tim ke-3 dan ke-2 dari bawah bernilai sama, yang kalah akan langsung degradasi dan pemenangnya mengikuti play-off degradasi.

Head-to-head baru akan digunakan untuk menentukan posisi jika kesemua tim yang terlibat berhak mengikuti play-off degradasi ataupun promosi.

Scudetto Dilettanti

sunting

Setiap tahunnya para juara divisi akan mengikuti kejuaraan untuk menentukan siapa yang berhak meraih juara umum atau disebut Scudetto Dilettanti (gelar juara umum amatir).

Pada putaran pertama sebanyak 9 tim dibagi dalam 3 grup yang masing-masing memainkan dua pertandingan melawan dua klub lainnya dengan satu pertandingan di kandang sendiri dan pertandingan lainnya di kandang lawan. Tiga juara grup dan satu tim runner up terbaik akan maju ke babak semifinal.

Scudetto dilettanti disematkan pada tahun 1952-1953 ketika Serie D masih bernama Serie IV (divisi keempat). Namun penyematan gelar tersebut sempat dihentikan pada musim 1958-59 hingga 1991-92.

Juara umum

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Tidak dipromosikan ke Serie C2.
  2. ^ Tidak dipromosikan ke Serie C2

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2013-03-08. 

Pranala luar

sunting