Lompat ke isi

Mesir Kuno/Sejarah

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Mesir pada puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru (1450 SM)

Mesir merupakan salah satu daerah tersubur di Afrika, dan salah satu negara tersubur di Mediterania. Karena kesuburannya, Mesir menjadi salah satu tempat terawal yang dihuni oleh manusia, sekitar 40.000 tahun lalu. Pada awalnya tidak ada begitu banyak orang di Mesir, namun seiring waktu Mesir menjadi semakin padat, sehingga diperlukan suatu pemerintahan bersatu. Untuk sementara waktu tampaknya ada dua kerajaan, yang disebut Mesir Hulu (di selatan) dan Mesir Hilir (di utara). Sekitar 3000 SM, pada awal Zaman Perunggu, raja Mesir Hulu menaklukan raja Mesir Hilir dan membuat Mesir menjadi satu kerajaan, yang disebut Mesir. Pemimpin kerajaan ini kemudian disebut Firaun.

Sejak masa tersebut hingga sekita 525 SM, ketika Mesir ditaklukan oleh Persia, sejarah Mesir dibagi menjadi enam periode. Pada Kerajaan Lama (2686-2160 SM), bangsa Mesir mulai membangun piramida sebagai makam bagi para firaun. Kemudian pada 2200 SM tampaknya ada perubahan iklim, dan Mesir terpecah menjadi banyak kerajaan kecil. Ini disebut Periode Pertengahan Pertama (2160-2040 SM). Pada 2040 SM, para firaun berhasil menyatukan kembali Mesir untuk kemudian mendirikan Kerajaan Pertengahan (2040-1633 SM), namun para firaun Kerajaan Pertengahan tak sekuat para firaun Kerajaan Lama, dan mereka tidak lagi membangun piramida. Sekitar 1800 SM, para firaun Kerajaan Pertengahan kembali kehilangan kekuasaan. Ini disebut Periode Pertengahan Kedua (1786-1558 SM). Selama Periode Pertengahan Kedua, bangsa Hyksos dari utara menginvasi Mesir dan menguasai Mesir Hilir untuk sementara waktu. Bangsa Hyksos memiliki kuda dan kereta perang, dan dengan cepat pasukan Mesir juga belajar cara menggunakan kuda dan kereta perang. Sekitar 1500 SM, para firaun Mesir dari Mesir Hulu berhasil mengusir bangsa Hyksos dan menyatukan kembali Mesir dalam satu negara yang disebut Kerajaan Baru (1558-1085 SM). Masa ini disebutkan dalam Injil dan Al Qur'an, yaitu tentang penindasan Bani Israel (bangsa Yahudi) oleh bangsa Mesir. Pada akhir Zaman Perunggu, terjadi krisis umum di seluruh Mediterania Timur dan Asia Barat. Bersama dengan hancurnya peradaban Mykenai dan Het, pemerintahan Mesir juga runtuh, berujung pada Periode Pertengahan Ketiga (1085-525 SM). Selama periode ini, para raja Afrika timur dari sebelah selatan Mesir, tepatnya dari Nubia, menguasai sebagian besar wilayah Mesir.

Setelah itu pada 525 SM, Kambyses, raja Persia, memimpin pasukan menuju Mesir dan menaklukannya. Ia menjadikan Mesir bagian dari Kekaisaran Persia. Bangsa Mesir tidak suka diperintah oleh Persia, namun mereka tak cukup kuat untuk melawan. Ketika Aleksander Agung menaklukan Kekaisaran Persia pada 332 SM, ia juga merebut Mesir pada tahun yang sama, dan para penerus Aleksander yang beretnis Yunani berkuasa di Mesir setelah kematiannya pada 323 SM. Masa ini disebut pula periode Hellenistik. Pada masa ini, ratu Kelopatra, yang merupakan perempuan Yunani dan Firaun Mesir, berkuasa. Setelah Kelopatra meninggal, Romawi menaklukan Mesir dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Romawi selama ratusan tahun (30 SM-700 SM). Akhirnya sekitar 660 SM, pasukan Umayyah yang menyerbu Mesir berhasil menaklukan wilayah ini dan menjadikan Mesir bagian dari Kekhalifahan Islam, menggantikan kekuasaan Romawi di Mesir.


Pembagian periode dalam sejarah Mesir: