Lompat ke isi

Lizard Squad

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lizard Squad
Tanggal pendirian18 Agustus 2014
TipePeretasan
Jumlah anggota
7

Lizard Squad adalah sebuah kelompok peretas topi hitam, yang terkenal dengan serangan distributed denial-of-service (DDoS)[1] yang menargetkan jasa permainan video. Anggota dari Lizard Squad sebagian besar masih remaja rata-rata berusia 17-18 tahun atau seusia anak SMA. Meski sangat muda, kemampuan mereka dalam meretas sangatlah hebat, entah ada yang belajar sendiri atau ada yang menjadi gurunya. Jumlah anggota kelompok peretas ini hanya ada 7 orang saja. Mereka bekerja bersama-sama untuk meretas banyak sekali perusahaan besar tanpa takut.

Pada 3 September 3 2014, Lizard Squad mengumumkan bahwa mereka sudah bubar secara tak langsung.[2] Walau mereka akhirnya kembali beraksi lag dan mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap situs web terkenal. Organisasi ini pernah ikut dalam forum peretas Darkode dan berbagi jasa penyedia host dengan mereka.[3][4]

Pada 30 April 30, CloudFlare mempublikasikan sebuah pos blog mengenai kriminal siber yang menggunakan nama kelompok ini dalam ancaman secara acak pada sebuah serangan DDOS; dan CloudFlare mengklaim tidak bisa melakukan serangan tunggal.[5][6] Hasilnya, Kepolisian Kota London menyebarkan peringatan agar para pengusaha bisnis tidak meladeni ancaman mengenai serangan DDOS.[7][8] Lizard Squad sekarang sudah tidak aktif semenjak anggota kunci mereka ditangkap sehingga sekarang ada yang ngaku-ngaku saja, tetapi kemampuan mereka tidaklah sama.

Aksi terkenal

[sunting | sunting sumber]

Meski bukan kelompok peretas besar selayaknya Anonymous, Lizard Squad kerap melakukan serangan mematikan dan sangat berang. Serangan paling terkenal dari kelompok hacker ini dilakukan kepada PlayStation Network dan Xbox Live.[9] Pada Desember 2014, kelompok peretas ini pernah melumpuhkan dua jaringan perusahaan konsol permainan selama beberapa saat. Motif dari mereka adalah untuk memberikan hadiah Natal. Mereka ingin anak-anak lebih fokus dengan keluar daripada bermain permainan video.

Pada tanggal 22 Desember 2014, mereka membuat jaringan internet di Korea Utara lumpuh selama sehari sebelum akhirnya dibenahi oleh provider internet disana.[10][11] Yang terakhir, mereka juga meretas situs web Malaysia Airlines.[12]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "How A Hacker Gang Literally Saved Christmas For Video Game Players Everywhere". Business Insider. Diakses tanggal 25 December 2014. 
  2. ^ "Lizard Squad Hacker Collective Announces Disbanding". Softpedia News. Diakses tanggal 26 December 2014. 
  3. ^ MalwareTech (December 2014). "Darkode - Ode to Lizard Squad (The Rise and Fall of a Private Community)". Diakses tanggal 4 August 2015. 
  4. ^ Buncombe, August (15 July 2015). "Darkode: FBI shuts down notorious online forum and cracks 'cyber hornet's nest of criminal hackers'". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-14. Diakses tanggal 2018-08-29. 
  5. ^ Paine, Justin. "Lizard Squad Ransom Threats: New Name, Same Faux Armada Collective M.O." CloudFlare Blog. CloudFlare, Inc. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  6. ^ Ashok, India (April 30, 2016). "Armada Collective impersonators now posing as Lizard Squad in DDoS scam". International Business Times. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  7. ^ Russon, Mary-Ann (May 3, 2016). "Fake 'Lizard Squad' DDoS demands hit UK businesses spurring police warning". International Business Times. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  8. ^ "Online extortion demands affecting businesses". Action Fraud. 29 April 2016. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  9. ^ "Xbox Live: Lizard Squad hackers promise DDoS attacks at Christmas". International Business Times. Diakses tanggal 25 Desember 2014. 
  10. ^ "North Korea drops off the Internet in suspected DDoS attack". Ars Technica. Diakses tanggal 23 Desember 2014. 
  11. ^ "Sony hack: North Korea back online after internet outage". BBC News. BBC. Diakses tanggal 23 Desember 2014. 
  12. ^ Malaysia Airlines website 'compromised' by 'cyber caliphate' Lizard Squad hackers, ABC News Australia, 26 Jan 2015